Kamis 12 Oktober 2017

Matahari sudah memerah di ujung timur, sedangkan selimut masih menempel di badan. Semalam tidur sedikit telat, dengan pekerjaan menggunung di atas meja. Rasa malas untuk masuk ngajar mulai menggoda. Sesekali hawa dingin pagi menyambangi ruang penuh barang itu. Memaksa masuk diantara kehangatan subuh pagi.
Suara dentingan nyaring dari dapur, menandakan istri sudah bangun lebih dulu. Jadi, sarapan sebentar lagi dihidangkan. Beginilah kalau hidup berkeluarga, ada yang memaksa ketika malas tiba.
Beberapa menit kemudian, kami berada di tengah keramaian manusia. Sibuk dengan jalur kepentingan hidup, menjalani takdir selaku makhluk ciptaan ilahi. Gerbang sekolah terbuka lebar,  siswa menyapa dan tanggung jawab di depan mata.
Tak lama bel pun berbunyi dengan lantangnya. Jam mengajar ada di kelas X IPS 1 tegasku dalam hati.
Beberapa meja terlihat kosong. ternyata ada siswa yang tidak masuk hari ini
Itu bukan masalah jadi seperti biasa, alur belajar mengajar tetap berlangsung. Tema hari ini tentang menjadi seorang seniman. Merasakan bagaimana seorang seniman bisa menghasilkan sebuah karya. Pertama kali saya mengajak mereka untuk mengingat masa lalu masing-masing yang berkesan atau menarik. Dengan alasan bahwa seorang seniman biasanya memulai ide karya dari kejadian atau peristiwa silam. Menyatukan emosi serta rasa sehingga pada akhirnya tertuang di atas kertas/kanvas. Sekilas memang mudah, namun kenytaannya tidak. Itu tampak pada beberapa siswa yang tidak mampu mendiskripsikan kisah masa lalunya. Memang sih ada faktor penghambat lain sebut saja misalnya rasa malu, grogi atau apalah istilahnya. Dengan menerapkan sistem acak siswa-siswi diharapkan mampu mengolah rasa dalam otak dan setelah itu baru menuangkannya ke dalam bentuk gambar. Mudah-mudahan dengan cara ini bisa membuat peserta didik di sekolah ini berkembang.
Jam pelajaran habis. Keluar kelas bukan berarti tanggung jawab tidak ada. Di depan kantor, Wakil Kepala sekolah sudah siaga. Kuatkan diri, jadilah orang yang berguna soal rizki hanya Allah yang tahu.

Komentar